Komisi XI DPR Apreasiasi Kinerja Ekonomi 2012
Komisi XI DPR mengapresiasi positif kinerja pemerintah di sektor ekonomi pada tahun 2012 lalu. pasalnya, pertumbuhan ekonomi terjaga, sementara inflasi dapat terkendali di tahun tersebut. Namun DPR mendesak Kementerian Keuangan untuk menggenjot sektor pendapatan negara yang belum tergali secara maksimal.
"Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dipertahankan pada tahun 2013 ini,"harap anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP Arif Budimanta saat Raker Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Agus Martowaradoyo, Gubernur BI Darmin Nasution, dan Menteri Bappenas Armida Alisjahbana, yang dipimpin oleh Ketua komisi XI DPR Emir Moeis, di Gedung Nusantara I DPR RI, Senin, (14/1).
Arif mengatakan, secara inlook belanja pemerintah pusat cenderung positif selain subsidi dimana terjadi peningkatan pembayaran bunga utang sebesar 91.8 persen merupakan pembayaran utang luar negeri. "Sementara dalam sektor perpajakan kita mengalami kekuarangan penerimaan 30 Triliun selain itu perlu ditingkatkan penerimaan di sektor bea cukai dimana bisa ditingkatkan penerimaan sektor itu," ujarnya.
Menurutnya, terkait importasi barang mewah perlu ada mekanisme yang jelas terkait produk barang mewah itu. "kita mempertanyakan mekanismenya seperti apa, apa mereka sudah bayar apa belum itu yang menjadi persoalan," paparnya.
Dia menambahkan, Bapennas,dalam kebijakan fiscalnya belum terlihat mampu menjaga harga kebutuhan pokok khususnya yang volatile food, selain itu bunga juga tidak mengalami penurunan. "insentif fiskal yang tidak kena sasaran ini kedepan juga harus lebih diseriusi oleh pemerintah," tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Prof. Ismet Ahmad (F-PAN), dia mengapreasiasi positif performance pemerintah pada tahun 2012. "pertumbuhan membaik meskipun pertumbuhan ekonomi global masih cenerung memburuk, " ujarnya.
Hal yang harus diperhatikan, lanjutnya, yaitu semakin besarnya gap kaya dan miskin yang semakin melebar, sementara stabilitas bagus dan inflasi terkendali. "Perekonomian kita masih menyimpan suatu ketidakstabilan dimana employment elastisitas melemah dimana seharusnya bisa mencapai 400 ribu namun dibawah 200 ribu," terangnya.
Pertumbuhan 2012 lalu, lanjutnya, lebih ditandai dengan kosumsi domestik. "Hal ini yang kita lihat adanya ketidakstabilan, karena memang investasi kecil karena menghambat agregat suplai, yang menyebabkan inflasi di tahun berikutnya," ujarnya. perlu adanya operasi pasar dari BI dimasa mendatang.
Menurutnya, defisit perdagangan semakin besar dimana impor lebih besar dibandingkan ekspor. karena itu perlu didorong peningkatan produktivitas ekonomi khusus perbaikan sektor real. (si)/foto:iwan armanias/parle.